Monday 4 January 2010

Patah Hati itu Perih, Jenderal!

Postingan kali ini sama sekali ngga bermaksud apa-apa. Tapi menurut gue, meskipun rada norak, gue setuju sama kata-kata Pat Kai tentang cinta : deritanya tiada akhir... *sigh* Pasalnya, meskipun sudah merasa diri pernah jatuh cinta sejatuh-jatuhnya dan patah hati sepatah-patahnya, gue ngga menyangka, gue akan mengalami lagi apa yang gue rasakan belakangan ini. Gue jatuh cinta. Dan ya, gue juga patah hati.

So, I met this guy from my past. Katakan saja namanya... Scooby.

Gue mengenalnya saat gue masih duduk di kelas 3 SMA. He's one of my father's student. Dan dia lebih muda. Mungkin itu sebabnya, meskipun gue tahu bahwa saat itu gue menyukainya, gue ngga berani bilang. Gue memendam perasaan gue sampai... kemarin, saat gue ketemu dia lagi.

Jadi begitu. Setelah 6 tahun berpisah, gue ketemu lagi sama si Scooby ini. Gue pikir perasaan romantis gue terhadapnya sudah ngga ada, hilang. Tapi ternyata, waktu sama sekali ngga menyembuhkan gue. Sosoknya yang berdiri di hadapan gue malah semakin membangkitkan kenangan yang gue pikir sudah pergi. Kelanjutan ceritanya bisa ditebak. selama beberapa minggu berikutnya, gue penuh dengan dia.

Scooby ini. Scooby itu. Scooby di sini. Scooby di situ. Argh!

Tapi bukannya mencegah supaya ngga kebakaran, gue malah semakin nekad bermain-main dengan apinya si Scooby. Alhasil, gue terbakar dan jadi gosong. Gue merasa akhir tahun kemarin (ups, keceplosan, hehehe) adalah indah dan istimewa. Karena segala sesuatu yang berkaitan dengan perasaan gue, ada Scooby di dalamnya. Gue bersenang-senang karena perasaan sayang, terlena oleh rasanya jatuh cinta, dan hati gue pilu merindu.

Sampai malam tadi, ketika dia memutuskan untuk... ngga menghubungi gue lagi.

JEGEEERRR!!!

Maksudnya apa? Pembuktian bahwa cowok itu bisa seenaknya? Atau bahwa Scooby adalah playboy teruji? Atau bahwa rasa sayang itu sebenarnya ngga ada?

Gue ngga bisa merasakan hal lain, kecuali satu : patah hati itu perih, Jenderal!

*broken heart mode : ON*

No comments: