Wednesday 20 January 2010

Menambah Kawan atau Lawan?

Gue suka ngga habis pikir sama orang-orang yang dengan mudah memutuskan tali silaturahmi dengan kawan mereka. Gue benar-benar ngga tahu apa yang mereka pikirkan. It sucks, really.

Buat gue yang merasa cukup sulit mendapatkan teman yang benar-benar teman, sikap mereka yang seperti itu sungguh sangat rendah. Bukannya menghujat atau apa. Tapi bukankah Sang Maha Memiliki kita pun ngga suka kalau kita memutuskan hubungan silaturahmi dengan orang lain? Nabi pun mengajarkan untuk membuat lawan kita menjadi kawan.

Lah, kenapa mereka malah pengin membuat kawan menjadi lawan? Sungguh orang yang aneh...
Dalam tiga minggu terakhir ini, which means sejak tahun baruan, gue hitung ada empat orang yang melakukan hal itu kepada gue. Mereka berpikir untuk memutuskan hubungan silaturahmi sama gue. Mereka merasa hidup mereka akan lebih baik kalau ngga ada gue terlibat di dalamnya, dalam kapasitas apapun itu.

Hey, come on. We are all grown ups. Apa gue melakukan suatu kesalahan besar dalam berhubungan dengan mereka sehingga mereka sama sekali ngga mau berhubungan sama gue lagi? Kalau memang benar begitu, I really am sorry. Dari lubuk hati gue yang terdalam, dengan tulus gue sampaikan, gue mohon maaf.

Gue tahu rasanya sendirian. Gue tahu rasanya ngga punya kawan. And it hurts. Itulah kenapa, gue sama sekali ngga mau membuat masalah lagi, di mana pun gue berada. Itulah kenapa, ketika mereka mengatakan "Jangan menghubungi kami lagi, sama sekali!" gue heran sejadi-jadinya. Padahal gue benar-benar pengin membina persahabatan yang sebenarnya. Tapi kenapa orang-orang itu ngga mau melihat niat baik gue?

People made mistakes, you see. Nobody's perfect.

Jika ada orang yang berpendapat,
"Kalau sampai sebanyak itu orang yang ingin memutuskan tali silaturahmi denganmu, berarti mungkin harus kamu yang introspeksi diri."
I did. Dan gue malah menjadi semakin heran. Karena sepertinya, gue tahu mengapa mereka begitu. Mereka memutuskan untuk ngga berhubungan sama gue lagi disebabkan oleh hal-hal yang menurut gue konyol. Tiga di antara mereka, meskipun alasannya ngga persis sama, pengin gue menghilang dari hidup mereka karena sebenarnya, deep inside, mereka menyukai gue. Mereka menyayangi gue. Dan karena mereka berpikir ngga akan bisa dekat dengan gue selain sebagai teman, mereka memutuskan untuk menjauh.

Satunya lagi, berpikir untuk menghapus gue dari daftar temannya, hanya karena gue terlalu banyak sharing tentang kehidupan pribadi gue.

COME ON!!

Konyol, bukan? Dan gue hanya bisa terpana, melihat satu demi satu kawan-kawan meninggalkan gue. Yah, mau diapakan lagi? Pada akhirnya gue mengerti, sikap mereka yang seperti itu justru menunjukkan kalau mereka memang bukan kawan terbaik yang bisa gue dapatkan. Maybe they don't deserve me at all.

Gue cuma bisa berusaha menjadi kawan yang sebenarnya untuk siapa saja yang menginginkan gue seperti ini, apa adanya. Gue akan selalu berusaha menjadi seseorang yang lebih baik setiap harinya. And even when the world walks out from you, I'll still be here. I promise.

Karena gue tahu, mungkin memang bukan ini saatnya buat gue memiliki sahabat yang selalu ada. Tapi gue yakin, suatu saat pasti. Semangat! ^^

No comments: